Friday 18 September 2020

Sketsa Bunga Mawar

Sketsa bunga mawar oleh Sochi dengan teknik pointilis

Setangkai mawar yang mekar dan dua tangkai yang masih menguncup.—

Apa yang kamu pikirkan tentang bunga mawar? Aroma, warna, atau duri-durinya? Selain batang duri dan daun bergerigi, bunga yang harum ini juga memiliki banyak varietas dan warna (tapi, ini sketsanya monochrome saja ya). 

Sebelumnya, gambar mawar ini telah saya bagikan di media sosial instagram dan twitter. Inspirasi gambar saya peroleh dari salah satu 'mutual' di twitter, yang sampai sekarang entah di mana foto aslinya. Terlalu lama tersimpan sebagai 'WIP' yang berupa goresan tipis pensil grafit, akhirnya kelar juga diselesaikan dengan tinta.

Meskipun sudah dianggap selesai, gambar di atas kertas A5 ini masih saya sebut sketsa, barangkali lain waktu mau diberi warna 'kan. Ratusan atau entah ribuan titik saya bubuhkan di atas sketsa awal dengan penegasan pada bagian tertentu.

Yang mau kasih ide, saran, atau masukan boleh tulis ke kolom komentar secara langsung. Boleh juga ke media sosial instagram atau twitter, ya! 

Sunday 22 September 2019

Airmen Tour #HUT73 TNI AU 2019



Sebuah pesan masuk melalui direct message akun Twitter pada Rabu (24/4) pagi tentang calon peserta Airmen Tour 2019. Akan tetapi, baru saya ketahui sehari setelahnya, tepatnya Kamis pagi usai ibadah salat Subuh. Ketika matahari beranjak naik, saya jogging ke Prembun untuk mengambil (kembali) sepeda yang saya titipkan pada hari Senin petang, saat apply karya untuk seleksi Airmen Tour. 

Saya berdiskusi dengan orang tua terkait perjalanan menuju ke luar pulau ini. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya saya diizinkan berangkat. Kesempatan (yang sama) tidak pernah datang dua kali. Mempertimbangkan jarak dan waktu yang terbatas, saya memutuskan untuk memesan tiket kereta. 

The Did-Day!

Sabtu dini hari, saya tiba di stasiun Jatinegara dengan kereta api Kutojaya Utara. Pagi sekitar pukul 04.00, saya sudah siap dan segera memesan ojek online untuk mengantar ke titik kumpul Airmen, Suma 3 Lanud Halim Perdanakusuma. Run-down acara menunjukkan bahwa pukul 05.00, peserta Airmen Tour 2019 sudah berkumpul di lokasi (walaupun saya yakin bakal molor), saya harus hadir setidaknya 15 menit lebih awal. 

Dengan stok sabar yang masih cukup, saya mengonfirmasi berkali-kali destinasi tujuan. Lewat dari 20 menit ternyata, saya “berdebat” dengan tukang ojek tersebut. “Cancel aja! Lama amat gak jalan-jalan,” Kakak menyarankan, mengingat kondisi lalu lintas ibukota yang biasanya sudah ramai sebelum azan Subuh berkumandang.

Ya Tuhan, kurang dari setengah jam sebelum pukul 05.00, saya masih berdiri di gang sempit yang jaraknya sekitar 14 km dari lokasi (ini menurut Google Maps, jarak sebenarnya tidak sempat mengukur :P). Kalau di kampung halaman yang jalannya lancar pun butuh 15 menit lebih untuk mencapai jarak tersebut. Usai salat Subuh, saya dicarikan tukang ojek yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja.  

“Terbang jam berapa?”

“Setengah 6, Pak. Tapi Pak, kumpulnya jam  5.”

“Oh, jam 5. Oke!”

Akhirnya, tanpa banyak cingcong, wuus...wuuus...wuuusss.... Tiga kali lampu merah diterobos, di bangjo lainnya masih patuh. “Laa haula walaa quwwata illabillah...”, tidak tahu berapa kali terucap. Tetapi, “kerennya” tidak ada drama rem mendadak dari Si Bapak yang bisa melempar penumpang dari jok motor kapan saja.

Tiba di sekitar lokasi meeting point, saya diturunkan di tengah—sudut jalan—antara Lanud Halim PK dan Pangkalan TNI AU. Saya menunjuk arah gerbang dengan replika pesawat dan berdiri dua penjaga di arah pintu masuk (sebelah kiri). 

“Gak boleh, mbak, ke situ. Itu daerah militer,” Si Bapak menjelaskan. 

“Di undangan seperti itu fotonya, Pak.” 

“Sana kali, Mbak.” Tunjuk Si Bapak ke arah gerbang sebelah kanan yang bertuliskan 'HALIM PERDANAKUSUMA Airport' alias bandara dan tampak kendaraan roda 4 keluar-masuk. Setelah Si Bapak berpamitan, saya menghampiri petugas loket di bagian pintu keluar kendaraan dan menanyakan letak Suma 3. Walaupun sama-sama bingung, hasil dialog kami telah mengantarkan saya menuju jalan yang benar, sekaligus gerbang yang tepat. 

Sukses menyeberang ke lajur sebelah, saya mendatangi 2 orang petugas yang berada di pos masuk yang terbentang “PANGKALAN TNI AU HALIM PERDANAKUSUMA”. Bersama salah seorang Airmen dari Bekasi, saya diarahkan menuju titik di mana peserta yang lain telah berkumpul. Sebagian berkumpul di musala sekaligus ibadah salat subuh, sebagian lainnya di belakang gerbang jaga parkiran. Perkenalan singkat dengan beberapa Airmen, mempertemukan saya dengan seorang ibu yang se-almamater. Terjadilah sesi curhat tentang mantan. *eh

Masih pagi dengan langit Jakarta yang khas, “kabut polusi”, para peserta diarahkan menuju Suma 3 Lanud Halim Perdanakusuma. Bertujuh, kami nebeng dan diantar oleh salah satu staf Dispen AU. Adapun peserta lainnya mayoritas diantar sampai Suma 3 oleh keluarga masing-masing. Tiba di Suma 3, beberapa jurnalis dari berbagai media juga telah hadir. 

Sembari bersiap-siap untuk sarapan, seluruh Airmen dan jurnalis undangan mengisi daftar hadir dilanjutkan pembagian merchandise Airmen Tour 2019 berupa hoodie dan topi lapangan. Di dalam ruang tunggu, kami menyantap soto bersama-sama sebelum diterbangkan menuju Pulau Andalas. 

Persiapan boarding (Sumber : Dok. pribadi)

Selesai santap pagi, kami bergegas untuk segera boarding. Ya, meskipun sudah ngaret, tetep dong ambil dokumentasi gambar dan video. Bahkan setelah seluruh peserta berfoto bersama-sama, sendiri-sendiri ataupun ada yang nge-vlog. Hingga akhirnya ada yang mengingatkan, “Ayo, ayo, naik! Stok foto nanti masih banyak.”  

Bismillahi tawakkaltu ‘alallahu…. Peserta Airmen Tour 2019 terbang menuju Pekanbaru, Riau.

Masuk ke kabin Boeing 737-400, saya duduk bersama 2 Airmen, Novia dari Yogyakarta dan Rahmi dari Jakarta (aslinya Uni Padang). Sebetulnya berniat membuat jurnal perjalanan, tetapi ternyata rasa kantuk menyerang. Walhasil, hanya merem-melek sepanjang penerbangan. Lha, wong 24 jam lebih belum tidur sejak berangkat dari rumah ditambah lagi mobilitas yang lumayan jauh. 

Secara bergantian Kolonel (Adm) Bejo Suprapto dan Kolonel (Sus) Muhamad Yuris memandu dan menyapa peserta yang duduk di kabin pesawat VIP milik TNI AU, Boeing 737-400. Fasilitas di pesawat ini sangat nyaman terutama bagi saya yang baru pertama kali merasakan “terbang” tinggi. Mirip kondisi di kereta api premium, tetapi lebih bagus di pesawat ini, sih.  

Dengan sarapan yang (telah) cukup, kami masih disediakan makanan ringan (tapi tinggi karbohidrat) untuk menemani perjalanan di atas lautan awan. Berkilo-kilo meter di atas muka bumi, cirrus dan kawan-kawannya diiringi sengatan sinar matahari menjadi pemandangan di luar jendela.

Sekira 2 jam mengudara, Boeing 737-400 dari Skadron Udara 17 ini mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau. Roesmin Nurjadin merupakan Pangkalan TNI AU terbesar yang berada di luar Pulau Jawa, terutama daratan Sumatera. Sejarah mengenai asal-usul pemberian nama Lanud, boleh baca langsung di sumber ini, ya!

(Sumber : Dok. pribadi)

Kami turun menginjakkan kaki di Mako Lanud Roesmin Nurjadin, disambut oleh komandan beserta staf jajarannya di depan gedung bercat biru “khas TNI AU” yang membentang. Usai coffe break, kegiatan Airmen Tour 2019 dimulai dengan salam-sambut secara resmi oleh pemimpin rombongan dan pihak Lanud. Sambutan hangat oleh Komandan Lanud, Marsma TNI Ronny Irianto Moningka menyapa peserta dengan pantun (yang sepertinya telah membudaya di lingkungan TNI Angkatan Udara).

Pak Ronny memaparkan profil Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin yang lokasinya berdekatan dengan negeri jiran. Disambung Pak Bejo, sebagai pengantar dan pendamping peserta, beliau menjelaskan secara singkat tentang acara Airmen Tour 2019. Airmen Tour adalah salah satu bentuk apresiasi dan terima kasih terhadap pengikut dan pembela terdepan TNI AU di berbagai media sosial, yang selanjutnya disebut Airmen. 

(Sumber : Dok. peserta ~ A.A.Aji N.)

Sebetulnya saya tidak terlalu aktif di dunia maya, apalagi menjadi garda terdepan pembela TNI AU di ekosistem digital. Bahkan, saya tidak ingat mulai kapan mengikuti akun-akunnya. Yang pasti belum lama. Tidak menelan tebaran info-info palsu dan hoaks itulah alasan pertama saya ketika mengikuti akun TNI AU. Kebetulan akun milik TNI AU yang “bercentang” ini juga sering beredar di linimasa twitter saya, apalagi konten dan komunikasi yang tidak kaku ketika bersama warganet. 

Menyusul, Pak Yuris menguraikan secara singkat sejarah dan latar belakang kegiatan Airmen Tour.  Beberapa poin penting yang menjadi latar belakang kegiatan Airmen Tour, bahwa kegiatan ini 

  1. Bentuk Kemanunggalan (TNI AU) bersama rakyat
  2. Publikasi secara massif berkaitan dengan Bulan Dirgantara
  3. Membina hubungan baik TNI AU-Media
  4. Menampilkan profesionalisme
  5. Menjaga Militansi TNI AU
  6. Mengembangkan inovasi baru.

By the way, Airmen Tour ternyata sudah diadakan empat kali di tahun-tahun sebelumnya. Airmen Tour pertama dilaksanakan pada 2014 di Kota Yogyakarta. Tahun 2015 diadakan di Ibukota Jakarta. Sedangkan yang ke-3 pada tahun 2016 (atau 2017, lupa) peserta terbang ke Madiun, mengunjungi Lanud Iswahjudi. Lanjut, tahun 2018 peserta Airmen Tour diangkut ke area Landing paralayang di Puncak, Bogor. Nah, alhamdulillah tahun (2019) ini berkesempatan ikut ke Pekanbaru, Riau dan bukan diangkut dengan pesawat Hercules seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Sebelum mengakhiri presentasi, Pak Yuris menampilkan beberapa karya peserta yang telah terpilih mengikuti perjalanan ini. Untung karya saya tidak mejeng di slide PPT, dag dig dug, karya saya serupa gambar anak esde. Tetapi Alhamdulillah, meskipun dengan karya sederhana, saya ikut diterbangkan ke Pekanbaru, Riau. Kota yang ingin saya kunjungi di tahun 2016 dan ditolak ketika mendaftar KKN Kebangsaan karena jumlah SKS di awal semester belum cukup, akhirnya saya pijak di tahun 2019 dengan jalan tidak terduga. Big thank to Indonesian Air Force!

Seluruh peserta berfoto bersama jajaran staf Lanud Roesmin Nurjadin di tepi landasan pacu berlatar gedung “PANGKALAN TNI AU ROESMIN NURJADIN” dengan dua logo di kanan-kirinya.


Skadron Udara 12 Black Panther 
 
(Sumber : Dok. peserta ~ Riantares)

Sesuai timeline, tour pertama ialah mengunjungi Skadron Udara 12. Perjalanan menggunakan bus ditempuh beberapa menit menuju Black Panther’s Home Base. Pasukan, eh, rombongan Airmen disambut oleh komandan serta beberapa staf Skadron Udara 12 dan langsung diarahkan ke hanggar pesawat. Seluruh peserta mendengarkan presentasi langsung oleh penerbang-penerbang dari Skadron ini. Dilanjutkan dengan tanya-jawab terkait persenjataan dan material yang dipamerkan di depan peserta.
 
Presentasi Skadron (Sumber : Dok. pribadi)


 (Sumber : Dok. pribadi)

(Sumber : Dok. pribadi)

(Sumber : Dok. pribadi)


Peserta diperbolehkan naik dan berfoto di cockpit pesawat Hawk 100/200 yang berumur hampir seperempat abad, seumuran deh sama yang nulis. Saya tidak ikut naik, antre banget. Biarkan awak media yang lebih butuh “laporan.” Saya hanya mengambil beberapa foto. Bukan hanya kamera ponsel yang kurang mendukung, memang tidak semua sudut Skadron diperbolehkan untuk dipotret. Demi keamanan negara (Ssstt.... ini serius).

Lelah berkeliling, melihat-lihat pesawat dan senjata tempur lainnya, (beberapa) peserta istirahat menikmati snack ringan. Beberapa lainnya berbelanja merchandise. Bus telah menunggu kami untuk mengantar ke destinasi tour selanjutnya, Skadron Udara 16.



Skadron Udara 16 

(Sumber : Dok. pribadi)

Perjalanan menuju Skadron Udara 16 memakan beberapa menit. Pemandangan kiri kiri-kanan jalan masih berupa vegetasi hutan, sebelumnya khawatir jika yang saya temukan adalah kebun sawit (Kebun BUKAN Hutan). Padahal ya, sawit memang sudah merambah Pulau Sumatra sejak lama. Kedatangan peserta Airmen Tour  di Skadron Udara 16 menggunakan bus telah ditunggu jajaran Skadron di depan pintu masuk. 

Sambutan oleh Komandan SU-16 (Sumber : Dok. pribadi)

Penyambutan peserta tour dipimpin oleh Komandan SU-16, Letkol Pnb Bambang Apriyanto. Selanjutnya, seluruh peserta diarahkan menuju hangar untuk mendengarkan presentasi singkat tentang skadron ini. Presentasi disampaikan melalui pemutaran video dengan format serupa film Avengers Endgame. Kata pemaparnya, Lettu Pnb A.E. Tridita Siagian, filmnya yang meniru formatnya. Di-iya-kan, saja….

(Sumber : Dok. pribadi)

(Sumber : Dok. pribadi)

Peserta melanjutkan tour skadron dengan berdiskusi, berfoto ria bersama penerbang maupun pesawat dan “perlengkapan” di hanggar. Beberapa berbelanja merchandise khas SU-16, disambung foto bersama pilot SU-16 dengan seluruh peserta Airmen Tour di depan hanggar. Berfoto saat sedang terik-teriknya tanpa memakai kacamata (hitam). Dan, benar kata salah seorang staf Dispen AU, “Panasnya Pekanbaru tidak seperti Jakarta.” Panasnya Jakarta mungkin membuat kulit belang dan gosong, sedangkan panasnya Pekanbaru membuat kulit matang merata. 

(Sumber : Dok. Dispen AU)

Puas berfoto, kami diarahkan untuk menuju ruang tamu. Telah terhidang jamuan, beberapa jenis snack dan minuman, dipersilakan agar segera disantap. Matahari telah condong ke arah barat, sebagian peserta dan staf melaksanakan ibadah salat duhur di musala yang letaknya tidak jauh dari hanggar. Ketika berjalan kembali menuju tempat peserta lain beristirahat, saya melihat sepeda terparkir berderet, pengin tak-gowes…😅

Seluruh personil Airmen Tour kembali berkumpul usai menuntaskan ishoma di Skadron Udara 16. Bangku di dalam bus telah diisi oleh penumpangnya masing-masing, kemudian bus melaju menuju Lanud Roesmin Nurjadin kembali. Saya mengira perjalanan Airmen Tour 2019 akan diakhiri sekembali dari SU-16, oh ternyata... malah disambung ishoma -- terutama makan -- (lagi). Kali ini bukan hanya snack, tetapi berbagai macam masakan terhidang di meja prasmanan. Alhamdulillah… rejeki airmen semuanya. 

Dalam timeline agenda Airmen Tour, ada satu lagi destinasi yang akan kami kunjungi, yaitu Batalyon Komando Paskhas 462/Pulanggeni. Setelah mencukupkan santap siang, kami kembali ke atas bus dan siap berangkat menuju lokasi.


Batalyon Komando 462 Paskhas/Pulanggeni

(Sumber : Dok. Puspen AU)

Menuju Batalyon Komando 462 Paskhas/Pulanggeni menggunakan bus melintasi jalanan umum (tepi) Kota Pekanbaru. Alhamdulillah, akhirnya melihat sebagian wajah kota ini. Perjalanan dari Lanud Roesmin Nurjadin hingga tiba di batalyon ini memakan waktu yang lebih panjang dibandingkan destinasi-destinasi sebelumnya.

Sampai di lokasi, kami disambut oleh beberapa jajaran Batalyon Komando 462 Paskhas/Pulanggeni. Seluruh peserta langsung diarahkan ke belakang gedung yang kebetulan sedang diadakan gladi posko. Presentasi dan tour oleh komandan batalyon dipaparkan secara langsung dengan menjelaskan (hampir) seluruh peralatan dan persenjataan yang dieksibisi.

Hanya sebagian kecil peralatan yang saya pahami, terutama alat-alat SAR yang pernah saya pelajari ketika ikut mapala dan kerelawanan. Sedangkan untuk senjata tempur, saya angkat tangan, deh. Belum pernah belajar tentang jenis-jenis senjata api dan sebagainya. Padahal, tempat tinggal tidak terlalu jauh dari kawasan latihan militer. Ya, tempat tinggal saya berada di perbatasan Mirit. Apabila ada latihan di wilayah Urutsewu (Ambal---Buluspesantren), biasanya akan terdengar dentuman meriam meskipun belasan kilometer jaraknya.
(Sumber : Dok. pribadi)
 
(Sumber : Dok. peserta)

Beberapa peserta tampak bersemangat mengenal berbagai jenis peralatan dan senjata tempur, bahkan diperbolehkan untuk memegangnya terutama jenis senjata api laras panjang yang tipenya pun saya tak paham. Ada dari peserta yang paham jenis senjata yang berjajar, asyik bertukar pikiran dengan staf batalyon, dan saya merasa embuh. Seperti kunjungan di destinasi sebelumnya, agenda dilanjut dengan foto bersama para jajaran batalyon. Saya tidak ingat, apakah di batalyon ini ada yang belanja merchandise atau tidak. Kami bergegas masuk ke dalam bus yang terparkir-menyala di halaman untuk segera diantarkan ke destinasi bonus.


BONUS: Mengunjungi Simulator Penerbangan

Simulator Penerbangan adalah bonus yang kami kunjungi, padahal sebelumnya tidak terjadwal pada agenda Airmen Tour 2019. Tentu melebihi schedule time. Salah seorang staf Dispen AU menyatakan cuaca cukup bersahabat dan masih ada waktu sebelum terbang kembali ke Jakarta, sehingga tak masalah menyaksikan tempat simulasi bagi para penerbang sebelum mereka benar-benar mengudara. Beliau bertutur,“Tenang, pesawatnya yang nungguin kita… Gak bakal ditinggal.”

Karena kamera ponsel buram, saya tidak mengambil dokumentasi di Ruang Simulator Penerbangan. Berikut saya sematkan video dari salah satu televisi swasta tentang perjalanan Airmen Tour ini.



Di ruang simulator, para peserta menyaksikan salah seorang pilot yang sedang menjalankan simulasi penerbangan dan seorang lagi di bagian simulator lain. Dari belakang, kami dapat melihat tampilan visual yang tampak oleh seorang pilot ketika pesawat mengudara hingga kembali mendarat di landasan pacu. Beberapa menit di simulator harus kami akhiri. Kami kembali menuju titik awal “petualangan” di tanah Pekanbaru, Lanud Roesmin Nurjadin. 

(Sumber : Dok. pribadi)

Sebelum meninggalkan Pulau Andalas, seluruh peserta Airmen Tour 2019 resmi berpamitan kepada seluruh jajaran dan staf Lanud Roesmin Nurjadin yang telah menyambut dan memfasilitasi tour seharian penuh totalitas. Beruntung, sore itu tidak ada hujan, kami dapat segera terbang kembali ke ibukota. Beriring doa, kami boarding ke dalam pesawat Boeing 737-400 untuk kemudian take off menuju Lanud Halim Perdanakusuma.

Dua orang yang duduk bersama ketika pemberangkatan mengambil kursi bagian kiri, sedangkan saya memilih tempat duduk paling kanan di tepi jendela. Mencari sandaran kepala ketika memejamkan mata, khawatir akan terkantuk-kantuk dan mengganggu orang lain jika tanpa sandaran di sisi kanan atau kiri.

Akhirnya, di sebelah kiri diisi oleh 2 orang, tetapi memang tidak ada tempat duduk yang kosong sejak pemberangkatan. Sebelum saya terlelap, penumpang ber-DSLR di samping saya memohon izin jika nantinya akan mengambil gambar melalui kaca jendela pesawat. Perlahan, saya telah nyenyak terlelap tidur di atas lautan awan, bukan hanya karena lelah tetapi juga “ngantukan”. 😂 
(Sumber : Dok. pribadi)

Setengah jam sebelum mendarat, saya terbangun dan terdapat box berisi snack yang tidak saya ketahui kapan dibagikan. Menengok ke luar jendela, telah tampak perairan – lautan – yang di permukaannya mengapung kapal-kapal terlihat sekecil ujung pensil. Ketinggian pesawat semakin berkurang seiring terlihatnya garis pantai, perbatasan darat-laut Jawa bagian utara.

Sekitar pukul 17.30 WIB, pesawat Boeing 737-400 resmi menyelesaikan tugasnya mengantar – pulang peserta Airmen Tour 2019 kembali ke Lanud Halim Perdanakusuma. Seluruh peserta dan jurnalis kembali berkumpul di Suma 3. Panitia Airmen Tour menyerahkan piagam penghargaan, cinderamata, serta oleh-oleh dari Pekanbaru kepada seluruh peserta. Airmen Tour 2019 sukses dan resmi ditutup!

Beberapa peserta yang tidak membawa kendaraan diantar oleh salah seorang Staf Dispen AU ke titik awal bertemu. Sebenarnya tidak terlalu jauh, sayangnya hari sudah gelap dan ketika datang pun juga masih (agak) gelap untuk sekadar melihat petunjuk jalan. Alhamdulillah, pelajaran dan perjalanan yang sangat berharga, satu hari bersama Ksatria Langit mengenal lebih dekat bagian kecil di NKRI.
Terima kasih TNI Angkatan Udara Republik Indonesia! #JauhDiLangit #DekatDiHati




Sketsa Bunga Mawar